Dolan ke Tanah Parahyangan

Lama berencana ke Kota Kembang, tapi aku baru bisa kembali ke sana Agustus 2015. Berangkat dengan kereta jam 6sore dari Stasiun Purwosari. Tujuan akhir Kiara Condong sekitar jam 3dini hari. Inilah ki pertama aku ke sebuah kota masih dalam kondisi gelap gulita.

Tak habis akal, aku habiskan hari jelang pagi dengan banyak beribadah di musalanya. Waktu subuh pun akhirnya berlalu, tapi tetap masih gelap. Namun dari berbagai info Tebing Keraton bagus ketika sangat pagi.

Baca lebih lanjut

Zoology: Membuka Kenangan Bersama Para Burung #Batavia

depan museum zoologi bogor :)

depan museum zoologi bogor 🙂

Masih ingat kan dua tahun lalu aku dolan ke Kebon Raya Bogor? Pengalaman itu sangat membekas. Sebab dari sanalah aku pertama melihat burung-burung yang dulu namanya aku jadikan bahan skripsi. Di tugas akhirku memang ada berbagai jenis burung. Banyak nama burung yang tersebut di tugas akhir itu. Burung-burung itu bercakap bersama di sebuah forum pembelajaran. Mereka ngobrolin ilmu keislaman. Baca lebih lanjut

The Fourth Day: Penutupan di Monas dan Museum Gajah #Batavia

poto di sela ramainya pengunjung hihiihi

poto di sela ramainya pengunjung hihiihi

Hari keempat jatahnya jalan-jalan dengan Mbak May. Hihihihi aku sengaja mengajak mbak cantik yang satu ini untuk dolan ke museum. Bukan apa-apa sih, si mbak yang satu ini memang lebih sering jalan-jalan ke mall. Karena itu, kalau jalan-jalan ke mall aku kan tidak begitu tertarik heheheh. Lalu aku punya ide untuk mengajak tepatnya memaksa Mbak May mengikuti mauku kwkwkwkwk kejam nian awak. Baca lebih lanjut

Sumpah bagi Pemuda

Sumpah bagi Pemuda

Sumpah Pemuda merupakan bukti sah bahwa pada 28 Oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan. Karena itu, seharusnya seluruh rakyat Indonesia memperingati momentum ini sebagai hari lahir Indonesia. Pasalnya, proses kelahiran Bangsa Indonesia merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas di bawah kekuasaan kaum kolonialis saat itu. Kondisi ketertindasan inilah yang mendorong para pemuda saat itu untuk membulatkan tekad demi Mengangkat Harkat dan Martabat Hidup Orang Indonesia Asli. Kebulatan hati ini menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian, yaitu pada 17 Agustus 1945.

Artinya, ketika kita sudah punya keinginan kuat dan ambisi yakinilah bahwa akan ada jalan dalam mencapainya. Semua akan kita dapat jika kita berani memulai, saat kita berani memantapkan langkah awal untuk seribu langkah ke depan. Para pemuda saat itu tidak setengah-setengah dalam menentukan pilihan. Mereka tidak menunda-nunda pekerjaan. Hal yang bisa mereka lakukan sekarang, maka saat itu juga akan dilakukan. Ini seperti saat rumusan naskah “sakral” sumpah pemuda ditulis. Baca lebih lanjut